My Blog

Senin, 23 April 2012

Evakuasi Wamen ESDM.Prof.DR.Widjajono Partowidagdo dari Gunung Tambora(Part 3)

Menuju Pos 2 Tambora 20 April 2012
Setelah memberikan informasi pada jam 09.30 wita bapak wamen di bawa turun ke lokasi yang agak lebih mudah untuk pendaratan heli dan juga untuk memperoleh oksigen, kemudian semua anggota berusaha membuat tandu, kebetulan di kaldera tambora ada sebatang besi bekas tiang bendera yang di pasang pendaki sebelumnya, besi itulah diambil panjangnya kurang lebih 4 meter dipatah jadi dua untuk membuat tandu dengan menggunakan sarung,pipa tersebut dimasukan dalam sarung,Pak wamen diangkat ke tandu kemudian team mulai jalan menuruni gunung,sekitar lebih kurang 30 meter di tempat agak rata team istrahat kembali mengontak pos 2 apakah heli dapat mendekat ke lokasi.
Saat itu sekitar antara jam 09.30 dan 10.30 wita,info dari pos 2 berita sudah di sampaikan bahwa heli akan datang dari PT.STM pada jam 12.15 wita dan sampai di lokasi sekitar jam 12.45 wita,diminta titik koordinat dan siapkan tempat yang rata untuk heli mendarat dan team mohon sabar menunggu dilokasi,dengan informasi tersebut sebagin team memeriksa lokasi yang baik dan rata,sementara kabut tebal terus menyelimuti gunung dengan jarak pandang sekitar 10 s/d 15 mtr saja,anggota team menemukan lokasi rata kemudian pak wamen yang sudah ditandu di angkat menuruni gunung ke tempat yang rata secara bergantian team mengangkat tandu tersebut.
Setelah sampai pada tempat yang rata tandu diturunkan dan saya kembali memeriksa detak nadi dan jantungnya ternyata masih ada terasa semakin kuat tidak sperti sebelumnya yang pelan karena mungkin kondisi sekitar oksigen/udara normal dan cuaca agak terang saya beritahu pada pak kadis dan staff pak wamen, beliau harus secepatnya diturunkan dan sesegera mungkin heli datang,kalau memeng heli nggk bisa datang kita harus bawa turun ke pos 3 karna disana lapangan yang bagus untuk mendaratkan heli,dan beberapa anggota kompromi dan kembali menghubungi pos 2 apakah heli sudah berangkat ke lokasi atau belum, info pos 2 masih tetap bahwa heli akan berangkat jam 12.15 wita akan sampai dilokasi sekitar jam 12.45 wita siapkan landasan,namun jam saat itu baru mendekati 11 wita jadi agak lama menunggu helinya,bahkan suara pesawat yang lewat saja anggota bilang heli yang datang,daripada kita tunggu waktunya masih lama lebih kita bawa turun pelan-pelan saja.
Evakuasi dari puncak Tambora,Saat tunggu penjemputan Helicopter
pada ketinggian antara 1800-2000  Dpl
Anggota teampun bawa turun lagi beberapa meter,kemudian sampai ditanah agar datar yang kedua team tandu berhenti dan istrahat kita tunggu disini jamnya sudah 12.30 wita mungkin heli sebntar lagi tiba,anggota lain buat tanda pendaratan pakai baju yang terang atau nyalakan api dikerjakan semua oleh anggota, namun kenyataannya heli tidak kelihatan sama sekali.
Dikarenakan simpang siur informasi menjadikan tidak jelas apakah harus tunggu atau tidak sebagian menyatakan untuk tetap menunggu bahkan staffnya juga mengikutinya,namun saya perhatikan kabut kembali datang dan lebih tebal lagi ditambah suasana angin,ketinggian ditempat itu 2030 mtr dan jarak ke pos 3 lebih kurang 900 meter saya periksa GPSnya ternyata kita baru menuruni gunung tersebut sekitar 600 meter,Saya juga angkat bicara dengan keras karna sebagian meragukan akan kedatangan heli, kita jangan menunggu lagi karna cuaca seperti ini tidak memungkinkan heli datang kemari,kalau anda mau menunggu tunggu saja disini saya akan angkat beliau ini ke bawah dan akhirnya semua anggota team tergerak untuk mengangkat tandu turun ke pos 3, secara bergantian team berjalan terus turun,kurang lebih 40 menit team sampai di pos 3 suasana sekitarnya agak berkabut tapi tidak tebal sperti diatas tadi,kemudian team kembali menghubungi pos 2 untuk memastikan heli datang. Info dari pos 2 menjawab helinya sudah terbang menuju tempat kejadian,namun dilokasi tidak ada mendengar suara heli, dari pos 2 menyuruh tunggu saja,namun tidak lama kemudian terdengar suara heli akan terbangnya terlalu jauh padahal anggota team melambaikan kain tenda orange menandakan posisinya namun heli manuver saja disekitar pos 3 dan memberitahu cuaca tidak mendukung untuk mendarat dan kembali ke pos 1 doropeti,sebagian anggota tetap terus mengontak ada yang tidak sabar harus berteriak karna tidak puas dengn keadaan tersebut,Katanya mereka hanya melihat mobil merah yang diparkir dekat pos 2 dan tidak melihat dua mobil di pos 3, Suasana sangat membuat panas pikiran akhirnya diambil keputusan untuk tidak usah menunggu heli kita harus menuju pos 1 doropeti secepatnya,kemudian dae adun memeriksa kondisi pak wamen dan mengatakan nadinya masih berdetak dan jantungnya juga masih berdetak ini coba rasakan dae adun bilang keteman2,saya sampaikan lagi pada anggota lain kita jangan menunggu lama disini lagi kita harus segera ke pos 1 doropeti sekarang kita atur posisinya di hartop dengan baik,kemudian diangkatlah beliau ke atas mobil dan ikuti oleh kadis.pertambangan Bima,staff pak wamen,tv1 dua orang,dae adun dan saya,didekat pos 2 saya turun untuk mengambil mobil sendiri,mobil yang angkut pak wamen jalan terus,melewati pos 2 menuju pos 1 kurang lebih 7 km dari pos 1 mobil hartop di stop oleh Team SAR dari Bima jam 14.10 wita meminta beliau untuk dipindah ke mobil team SAR anggota pada menolaknya kalau heli datang kita turunkan untuk tunggu heli akan tetapi kalau cuma akan dipindahkan mobil saja lebih baik kita terus saja menuju pos 1 kita tunggu disana, dan sepakat semua kemudian berangkat dan saya jalan lebih dulu sampai di pos 1 jam 14.28 wita kemudian menyusul mobil hartop jam 14.48 wita.
Ajudan Pak Wamen(Baju Hitam depan)
Dokter puskesmas dari calabai yang berada dilokasi langsung memeriksa kondisi wamen beberapa menit pada jam 15.00 wita kemudian Bp.Wamen.Prof.DR.Widjajono Partiwidagdo di nyatakan telah meninggal dunia INnalillahi wa innailaihi rodzi'un semua terisak tangis dari anggota team yang telah berusaha dengan maksimal agar pak Wamen dapat segera mendapatkan pertolongan medis,namun allah.swt berkehendak lain, beliau pergi meninggalkan kita semua, kenangan terindah bersamanya sangat membuat saya terpukul dan sangat sedih betapa orang yang akrab sekali mengobrol dengan saya dalam mobil sepanjang jalan menuju tambora pergi begitu cepat sampai saat ini saya bila naik mobil dimalam hari terasa terbayang beliau duduk disamping saya dan tersaya ketakutan sendiri....
Ya Allah berikan beliau tempat yang layak disisi mu,sebagai kau berikan pada orang yang beriman sebelumnya,dan terimalah amal solehnya semasa hidupnya agar beliau ditempatkan di surga yang kau janjikan. Amin.

Bersama Wamen ESDM.Prof.DR.Widjajono Partowidagdo Mendaki Gunung Tambora(Part 2)

Foto Bersama ketika Team Lain sedang Perbaiki Jalan yang
rusak, paling kiri Edi Muntaha dan sebelah kanan Dae Adun
Tgl 21-04-2012 hari sabtu Jam 02.10 wita saya terbangun karena hebusan angin yang sangat dingin membuat saya susah untuk tidur lagi,angin dingin menembus pakaian saya terasa nyeri sampai di ujung jari-jari kaki padahal saya sudah lapis dua baju dan celana, kemudian saya keluar dari tenda melihat api unggun dan teman2 yang lain sedang duduk meng hangatkan badan dekat api unggun,setelah terasa hangat kurang lebih satu jam kemudian saya langsung persiapkan diri karna sudah hamper jam empat sesuai rencana bapak wamen untuk memulai pendakian.
Jam 03.45 wita teman dari TV1 dan staffnya bapak wamen membuka tendanya,keihatannya pak wamen sudah bangun dan keluar dari tenda dan persiapkan diri yang di bantu oleh staffnya, setelah sudah siap semua kemudian beliau memberitahukan untuk berangkat dan sebelumnya kita do’a bersama membentuk lingkaran kecil dan berdoa bersama.
Setelah berdo’a semua bergerak menuju tanjakan pertama dalam perjalanan sekitar 300 meter dari titik start beliau meminta buang air kelihatan kelelahan dan istrahat sebentar dan saya kemudian beranjak maju kedepan untuk beristrahat juga kurang lebih dua puluh meter dari tempat istrahatnya pak wamen. Setelah beberapa menit kemudian beliau melanjutkan perjalanan dan saya yang berada di depan juga mulai, setelah di ketinggian kurang lebih 1800an m pada lebih kurang jam 06. beliau beristrahat lagi beberapa menit sekitar 10 menit,kemudian pendakian di lanjutkan dan saya yang masih istrahat pak wamen lewat dan ikiut di belakangnya,etrlihat muka beiau pucat kebiruan muda dan berjalan pelan-pelan sambil menunduk dengan rambutnya yang panjang terurai di sebelah kiri depan jidadnya, setelah beberapa menit kemudian saya perkirakan sekitar 20 sampai 30 meter dari tempat istrahat tadi beliau meminta crew tv1 untuk mengambil wawancara dan crew tv1 mempersilahkannya di tempat rata membelakangi lereng gunung dan di dampingi pak kadis pertambangan bima dan kasubdin pertambangan dompu dan saya berdiri di sebelah kiri sekitar 2 meter dari tempat wawancara Salah satu crew tv1 bertanya
Dipuncak Tambora bersama TV1
gimana kondisinya agak lelah pak beliau jawab saya masih kuat walaupun pada awalnya naik tadi melelahkan tapi selanjutnya jadi seperti biasa dan tetap semangat,Beliau berpesan dalam wawancara itu untuk menghargai dan menghormati alam dengan mencintai dan menyayangi alam,kita Jalan pelan-pelan sambil berdo’a setiap langkah. Setelah selesai wawancara beliau istrahat sebentar,saya perhatikan kondisi beliau sangat lelah tapi beliau tetap ingin melanjutkan pendakian kemudian saya lanjut mendaki setelah sekitar 30 meter pendakian saya melihat kearah beliau sudah mulai mendaki lagi dan saya tetap terus berjalan setelah sudah menjauh dari beliau sekitar 80-100 meter saya melihat ke belakang beliau istrahat lagi dan kemudian tidur sambil di tunggu oleh staffnya,crew Tv1 dan salah seorang anggota pengamat gunung api sangiang dari bima.kali ini beliau agak lama tidurnya, saya meneruskan pendakian namun sekitar 50 meter mencapai bibir kawah saya merasakan bau belereng diudara tarik napas tidak penuh sehingga saya harus istrahat terasa lelah sekali,lebih kurang 20 menit saya istrahat napas sudah lega kemudian saya lanjutkan lagi pendakian mencapai bibir kawah tambora,saat sampai dibibir kawah terasa sekali bau belerangnya dan saya menjadi mual sekali,saya melihat Pak Kadis pertambangan dan anggotanya serta pak jufri kasubdin pertambangan dompu dan staff,ada juga cameramen tv1 dan anggota team
foto: Pos 2 Tambora
dari penduduk loka (lupus)sudah lebih dulu mencapai kawah tambora, saya meihat kearah wamen beliau masih tertidur istrahat di bawah, saya lanjutkan foto-foto bersama dengan anggota team,karena baterai HP drop/low saya kemudian duduk istrahat sambil perhatikan pak wamen sudah terbangun terlihat dari jauh beliau berdiri dan memulai pendakian lagi sekitar jam 07.20 wita kurang lebih 15 meter dari tempat beliau istrahat beliau duduk dan istrahat lagi dan terlihat dari jauh sedang di pijit oleh salah seorang yang menemani pendakian,dan saya sempat buang air beberapa saat saya masih melihat beliau sedang di pijit hingga beberapa menit kemudian beliau berdiri dan berbicara dengan salah seorang dan kemudian melanjutkan pendakian sambil di pegang oleh salah seorang disekitar wamen,beberapa meter beliau mendaki beliau istrahat lagi dan duduk sambil dipijit2 telapak kakinya selanjutnya merebahkan badan sambil dibantu staffnya sekitar 40 meter dari bibir kawah,saat itulah beliau tertidur dan saya tidak melihat lagi aktivitas lain karena sedang di kelilingi oleh tiga orang yang bersamanya sekitar jam 08.30 wita,beberapa saat kemudian salah seorang dari bawah berteriak meminta pak kadis bima agar segera turun kebawah, langsung saja saya cepat-cepat turun ke bawah pak kadis dan rekan lain menyusul ikut ke bawah,saat sampai saya bertanya kenapa? salah seorang bilangin saya pak wamen tidak bernapas lagi saya periksa denyut nadinya ditangan sebelah kanan dan kiri terasa masih berdetak dan periksa detak jantungnya masih ada hanya agak lemah dan pelan dengan kondisi mata terbuka kemudian yang lain ikut memeriksanya,saya beritahu kadis pertambangn bima dan crew tv1 serta stafnya beliau masih hidup ini kondisi koma harus segera cari bantuan dan dibawa turun karena disini oksigen kurang,saya duduk disamping pak wamen yang rebah sambil mendengarkan orang lagi berbicara di HT untuk meminta bantuan pada pos 2 untuk memberikan informasi ke Dompu dan PT.STM yang memiliki Heli sekitar jam 09 wita

Minggu, 22 April 2012

Bersama Wamen ESDM.Prof.DR.Widjajono Partowidagdo Mendaki Gunung Tambora(Part 1)


Siang Itu Jum'at Jam 13.30 wita berangkat menuju Lokasi Gunung Tambora bersama Team saya tergabung juga dengan
Team Dinas Pertambangan Kab.Dompu, sebelum meninggalkan Dompu Team Kami bertemu Pak Wamen di depan Hotel Rinjani bersama KaDis Pertambangan Bima,namun beliaunya ada dalam mobil Ford milik pertambangan Bima dan sudah siap untuk berangkat kemudian kami berangkat bersama menuju lokasi dengan mobil yang berbeda,kurang lebih satu jam perjalanan pada jam 15.30 wita semuanya sudah sampai di Pos Satu Tambora bertemu dengan Panitia Pendakian dari Dompu sudah berada duluan di lokasi yang di Pimpin Oleh Bp Ibnu Khaidun.S.Sos(Dae Adun), semua orang turun dari mobil dan bersalaman bersama Wamen dan mengatur perjalanan,Dari Pos 1 Doro Peti Bp.Wamen Ganti Mobil dengan menggunakan Mobil Strada bersama dengan saya,Pak Jufri KaSubDin.Pertambangan Dompu dengan dua orang Staffnya, Tujuan Perjalanan menuju Pos 2 Tambora,dalam perjalanan Bp.Wamen Banyak berceritan,bersenda gurau dan bercerita tentang keluarga serta teman-temannya di Jakarta, ada beberapa rencana2 kerja yang dia sampaikan dan saya sempat meminta pada beliau untuk mencarikan anggaran untuk pengerasan jalan menuju Gunung Tambora dan alhamdulillah beliau merespon dengan baik dan meminta saya untuk membuat rencana kerja dan anggarannya diminta kirim ke emailnya,beliau bilang saya akan minta bantuan pada perusahaan tambang yang ada di NTB tidak perlu pakai APBD,Bincang bersama beliau di Mobil :
Pak Wamen : berapa kilo sampai di Pos 3 Tambora
Bima Dompu Eden :24 kilo pak,
Pak Wamen : berapa biaya yang di perlukan untuk jalan ini
Bima Dompu Eden : kalau jalan untuk di Hotmill hitung2an kasarnya menurut perusahaan pertambangan bisa 1 m per kilo meter,Pak
Pak Wamen : Berarti Kurang lebih 20m, kalau jumlah segitu saya bisa usahakan dari perusahaan yg ada di NTB tidak perlu pakai APBD, juga sama teman2 saya yang berusaha di NTB
Bima Dompu Eden : Iya' Terima kasih pak,ini guna juga bisa membuka lapangan kerja di bidang pariwisata pak
Pak Wamen : berapa lama bisa di kerjakan
Bima Dompu Eden : Satu bulan setengah sampai dua bulan selesai
Pak Wamen : Harus serius ya, jangan sampai saya sudah teriak-teriak minta bantuan sama donatur pekerjaannya belum selesai nanti saya yang malu.
Bima Dompu Eden : Iya pak, yakin selesai pak
Pak Wamen : Nanti Rencana kerja dan pembiayaannya kirim ke Email saya.
Bima Dompu Eden : Iya pak.
Pak Wamen : Nanti kalu sudah aspal dan pengerasan saya rencana mau ajak Pak Mentri mendaki tambora bersama pak Mentri pertanian juga.
Bima Dompu Eden : Iya saya Tunggu dengan Senang hati saya siap mengantar pak wamen, Kapan pak..?
Pak Wamen : Bulan september tahun ini
Bima Dompu Eden : Okey Siip Pak Saya tunggu.pakai Mobil ini khusus untuk pak wamen
Pak Wamen : Oh Iya ya,Tadi di perjalanan mobilnya goncang sekali di jalan yang sama(maksudnya dari Dompu menuju pos 1) ini merek apa ?
Bima Dompu Eden : Strada pak dari mitsubishi
Pak Wamen : Mobil jepang iya bagus,shock bagus nggk terlalu goyang di jaln yang sama(bentuk)Brapa harganya ?
Bima Dompu Eden : he...he...mobil murah saja pak, bagi seorang pak wamen
Pak Wamen : hahahahahahaha......bagus dan santai, Gitulah Ilmunya dari amerika jepang yang perbaiki sistim dan modelnya sehingga lebih bagus dan efisien
Bima Dompu Eden : Iya pak
Pak Wamen : makanya jepang lebih besar menguasai pasar.
Kemudian beliau berbincang lagi dengan pak Jufri saya sambil bawa mobil.belau bercerita saya sudah mendaki tujuh gunung tertinggi di indonesia sehingga anak saya,saya kasih nama KRISTAL kepanjangan dari Kerinci,Rinjani,I=(sya lupa), Smeru,Tambora,A=(sya lupa),L=?? ramai ketawa dalam mobil karna beliau juga tertawa salah seorang sampaikan itu nama yang bagus pak,itulah makanya saya kasih nama karena memang saya suka mendaki gunung yang ternama, bulan depan saya akan mendaki rinjani lagi bersama teman yang sekarang(TV1),apa nggak terlalu capek pak,ow saya sudah terbiasa makanya saya mau ajak pak mentri nanti....hehehe senyum santainya.
Akhirnya nggk lama kami sampai jalan yang rusak kami stop dan pak wamen turun menjumpai kadis pertambangan bima yang sudah turun duluan dan beliau mengomentari rencana beliau untuk mencarikan bantuan untuk memperbaiki jalan ini kemudian beliau memanggil saya untuk menyampaikan pada kadis bima yang ada stelah bincang sebentar akhirnya kami lanjutkan perjalanan sampai pada jalan rusak berikutnya beliau turun lagi untuk memberikan komentar sambil di shooting oleh TV1, jalan ini buat strada nggk ada masalah kalau masyarakat umum mau melihat tambora apa harus sewa mobil strada atau beli dulu mobil baru bisa lihat tambora kan nggk mungkin,makanya saya berniat untuk memperbaiki dulu jalan ini supaya masyarakat dompu dan Bima bisa melihat gunung api yang terkenal dan terdasyat meletusnya di dunia itu ucapan beliau dalam mobil setelah memberi komentar pada tv1, dan akhiranya sampailah kami di Pos 2 dan istrahat sejenak dan bertemu dengan team tambora pos 2, kurang lebih 15 menit karena Jarak Pos 1 ke pos 2 sejauh 17 kilometer karena suasana sudah sore pada jam 17.50 wita Team bergegas untuk lanjutkan perjalanan menuju pos 3 yang berjarak kurang lebih tujuh kilo. satu kilo meter dari pos 2 wamen ganti mobil untuk lancarnya perjalanan karna mobil strada tidak bisa terus karena jalan cukup parah mobil simpan di sekitar pos 2 bersama anggota team lainnya dan saya bersama hartop berikutnya.
Sampai di pos 3 jam 20.30 wita cuaca sangat dingin dan suasana berangin, saya tambah baju lapis dan memakai jaket,terlihat di kemah pak wamen sedang masak-masak untuk persiapan makan beliau,Kemudian setelah makan malam beliau beri komentar pada tv1 dan memberikan rencana pendakian untuk besok pagi di mulai jam 04.00 wita dan malam ini tidur istrahat untuk persiapan tenaga buat besok. Pak wamen selesai memberikan berita pada tv1 beliau langsung masuk ke dalam kemahnya bersama KaDinas pertambangan Bima,saya,Kasubdin Pertambangan Dompu dan ajudan,crew tv1 serta lainnya tidur di samping kemah pak beliau yg sudah di atapi terpal biru ukuran 5x7, ada juga yang tidur di luar bahkan di mobil sambil menjaga lingkungan sekitar dari gangguan, jumlah anggota yang terlibat dalam pendakian 21 orang,3 orang yang jaga logistik di pos 3 total anggota 25 orang beserta wamen.