My Blog

Rabu, 30 November 2011

Rawi Rasa "Ka Lu'u Asa ra Ka Pule Weki"

"Rawi Rasa" mengandung arti yang menjurus ke hal-hal magis yang menceritakan akan sesuatu kejadian yang tdak pernah dilihat sebelumnya dapat dikatakan sebuah akibat dari kejadian magis yang memang sudah menjadi takdir atau pemberian tuhan akan tetapi ada juga kalangan sebagian tetuah yang beranggapan bahwa ini adalah sebagai kekuatan magis yang berasal dari sihir,santet,teluh dsbnya, dan kekuatan kata-kata ini juga dapat membius siapapun mendengarnya sehingga ini menjadi kesimpulan yang tidak dapat dirubah dan dengan keadaan seperti itu dapat menjadikan para analisir berhenti untuk berpikir sehingga akhirnya ditutup dengan kata "memang sudah takdirnya".
Seiring perkembangan dan kemajuan jaman yang saat ini "Rawi Rasa" menjadi memiliki arti yang sebenar yaitu sesuai dengan arti kata dan bahasanya,akan tetapi memiliki penjelma'an tampa mengenal waktu dan tempat sehingga mempunyai makna modern dengan keada'an masa kini : Rawi adalah Kebiasa'an atau Kelakuan dan Rasa adalah Kampung atau Kampungan. sehingga sangat mudah untuk disandarkan pada tempat lain apabila terselip subyek dalam kata itu.Satu kebiasa'an di kampung atau kebiasaan yang kampungan sebagian masyarakat di kampung dan sering ditemui meski itu sedikit membudaya tapi tidak dapat dibungkus sebagai sebuah kebiasaan dasar dalam keseharian masyarakat kampung krna ini hanya sebuah hal dari sebuah kemajuan dalam bidang komunikasi untuk mengaspirasikan pendaapat supaya terlihat cara baru..
Kemudian kata Ka Lu'u Asa ra Ka Pule Weki adalah "Ikut Bicara dan sibuk sendiri" dalam hal ini ikut bicara yang sebenar tidak di minta dan menyibukan diri padahal tidak ada yang dikerjain. Pada Umumnya orang orang yang mempunyai kebiasaan kampung seperti ini adalah satu tipikal yang ingin diperhatikan akan selalu berbicara dan bergabung dalam suatu urusan yang sebenarnya orang itu sendiri tidak tahu yang menjadikan sebuah kepura-puraan yang dapat menjadikannya sekilas seperti orang yang sibuk, terkadang tahu luarnya saja atau judulnya saja orang ini akan mudah mengatakan isinya seperti dalam pemikirannya dengan tampa membaca dan mau memahami apa yang di komunikasikan dari judul atau masalah yang di bicarakan.(batu lata mpa re kone da bade ake ngara na loa ncara ambi re nuntu kapoda kone da bade di mai kai ba ncao ra mpangga...biasa kai na dou rasa ndai re....kone da bade re nuntu kapule bune dou ma bade poda....ya allah nuntu re sampe kajoro kone oi fela na ti raka na iu.......Gosip dan fitnah akhirnya)
Bila diperhatikan dari latarbelakang dan asal usul bisa dikategorikan salah satu Kebiasa'an dan sangat sulit untuk di buang(Akut) akan tetapi pada umumnya membosankan karena kuarng dipercaya oleh pendengarnya atau juga bisa di jadi Provokatif yang dapat mengaburkan maslah dan merugikan orang lain.
Kebiasa'an Kampung seperti ini justru sangat disukai (laku keras) dalam pergaulan kesehari-harian masyarakat dalam tren modrn saat ini bisa dijadikan sebagai sebuat alat Provokasi,Konspirasi dan pengalihan Masalah atau dalam perpolitikan, dalam istilah jaman belanda dekat maknanya dengan Perang Gerilia, tapi dengan perbeda'an Era yang harusnya mengisi kemerdekaan sampai dengan masa pembangunan tidak lagi harus pakai hal ini karna ini bukan mode ke modern dan kemajuan tapi adalah kemunduran dan sangat tradisional sekali dan endingnya dengan pola-pola kekerasaan.
Coba anda perhatikan disekeliling kita dimanapun seantero Kabupaten Dompu kita akan selalu dapat menemukan orang-orang yang mempunyai kebiasaan ini dalam hal Ka Lu'u Asa Ra Ka Pule Weki, dan hanya sedikit yang tau tentang dirinya.
Orang-orang paham dan mengerti serta menguasai masalah saja yang tahu diri dan mampu menempatkannya posisi yang benar serta bicara dengan subtansi yang jelas kemudian bertindak sesuai dengan profesionalitas saya katakan bukanlah orang-orang yang bagian dari Rawi Rasa.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar